- Cinta Diri, Cinta Diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari diri dari segala sesuatu yang membahayakan kesalahan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammd SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hl gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
- Cinta Kepada Sesama Manusia, Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Allah ketika member isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menurus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu.
- Cinta Seksual, Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama ntara suami dan istri. Ia merupakan factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda
kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di
antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir. QS, Ar-Rum, 30:21)
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual terbentuk keluarga.
- Cinta Kebapakan, Mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melaikan dorongan psikis. Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kasih nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta. Kasih sayang, dan belas kasihan, untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“…Dan nuh memanggil anaknya – sedang
anak itu berada di tempat yang jauh terpencil – : “Hai…anakku, naiklah
(kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang
kafir”.(QS, Yusuf, 12:84)
- Cinta Kepada Rasul, Cinta kepad rasul, yang ditulis Allah sebagai rahmh bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkt ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
Didalam kitab Suci Alqur'an, ditemui adanya fenomena cinta yang
bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan :
tinggi, menengah dan rendah. Tingkatan cinta tersebut diatas adalah
berdasarican firman Alloh dalam surah At-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai
berikut :
Katakanlah : jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khatirkan
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu
cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalanNya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang fasik.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan
berjihad di jalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua,
anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta
yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
Bagi setiap orang Islam yang bertakwa, sudah menjadi keharusan bahwa
cinta kepada Allah, pada Rasulullah, dan berjihad di jalan Allah, adalah
merupakan cinta yang tidak ada duanya. Hal ini mempakan konsekwensi iman dan
merupakan keharusan dalam Islam. Bahkan itu pendorong utama di dalam menunjang
tinggi agama.
Tak diragukan lagi, bahwa seorang yang telah merasakan kelezatan iman
di dalam hatinya, ia akan mencurahkan segala cintanya hanya kepada Tuhan.
Karena ia telah meyakini bahwa dzat Tuhanlah yang maha sempuma, maha indah dan
maha agung. Talc ada satupun selain dia yang memiliki kesempumaan sifat-sifat
tersebut. Maka dengan ketulusan iman yang sejati itulah yang harus diikuti
karena dialah yang maha tinggi, maha sempurma dan maha agung.
Adapun pengaruh yang ditimbulkan oleh cinta menengah ini akan nampak
jelas hasilnya. Jika bukan disebabkan perasaan kasih sayang yang ditanamkan
oleh Tuhan dalam hati, sepasang suami istri, tentu tidak akan terbentuk suatu
keluarga, tak akan ada keturunan, tak akan ada keturunan, tak akan terwujud
asuhan, bimbingan, dan pendidikan terhadap anak. Cinta tingkat terendah adalah
cinta yang paling keji, hina dan merusak rasa kemanusiaan. Karena itu ia adalah
cinta rendahan.
Bentuknya beraneka ragam misalnya :
1. Cinta kepada thagut. Thagut adalah syetan, atau sesuatu yang
disembah selain Tuhan. Dalam surat Al
Baqarah, Allah berfirman : dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan Allah; mereka mencintainya
sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya
kepada Allah
2. Cinta berdasarkan hawa nafsu.
3. Cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua, anak, istri,
pemiagaan dan tempat tinggal.
Hikmah cinta adalah sangat besar. Hanya orang yang telah diberi
kefahaman dan kecerdasan oleh Allah sajalah yang mampu merenunglcannya.
Diantara hikmah-hikmah tersebut adalah :
1. Sesungguhnya cinta itu adalah
merupakan ujian yang berat dan pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta akan mengalami berbagai
macam rintangan . Apakah seseorang akan menempuh
cintanya-dengan cara yang terhormat dan mulia ? Ataukah ia akan meraihnya
dengan cam yang rendah dan hina ? apakah
ia akan berjual mahal dengan cintanya, ataukah biasa-biasa saja ? apakah ia benar-benar tertarik dengan
kekasihnya, ataukah sekedar main-main saja ? semuanya dapat diketahui setelah ia
mendapatkan rintangan dalam perjalannya.
2. Bahwa fenomena cinta yang
telah melekat di dalam jiwa manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang paling besar di dalam
melestarikan kehidupan lingkungan. Kalau
bukan karena cinta, tentu
manusia tidal( akan pemah terdorong gairah hidupnya untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan. Pendek
kata kalau bukan karena fenomena cinta, tak akan pemah ada gerakan, kreasi dan apresiasi di
dunia ini. Juga tak akan pemah ada pembangunan dan kemajuan
3. Bahwa fenomena cinta
merupakan faktor utama didalam kelanjutan hidup manusia, dalam kenal- mengenal
antar mereka. Juga untuk saling memanfaatkan kemajuan bangsa. Ia merupakan
modal utama di dalam mengenal berbagai
macam ilmu pengetahuan yang tersimpan di dalam keindahan alam, kehidupan dan kemanusiaan.
4. Fenomena cinta, jika
diperhatikan merupakan pengikat yang paling kuat di dalam hubungan antar anggota keluarga, kenikunan
bennasyarakat, mengasihi sesama mahluk hidup, menegakkan keamanan, ketentraman, dan
keselamatan di segala penjuru bumi.
Cinta merupakan benih dari segala kasih dan sayang, dan segala bentuk
persahabatan, dimanapun adanya.
Sumber
:
http://hafilhafil.blogspot.com/2012/03/manusia-dan-cinta-kasih.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar