Domain
Penelitian pada AI ( Kecerdasan Buatan )
1.
Mundane task
· Persepsi (vision & speech).
· Bahasa alami (understanding, generation & translation).
· Pemikiran yang bersifat commonsense.
· Robot control.
2.
Formal task
·
Permainan/games.
·
Matematika
(geometri, logika, kalkulus integral, pembuktian).
3.
Expert task
·
Analisis
finansial.
·
Analisis
medikal.
·
Analisis
ilmu pengetahuan.
·
Rekayasa
(desain, pencarian kegagalan, perencanaan manufaktur).
Dua
bagian utama dalam AI ( Kecerdasan Buatan )
a. Basis Pengetahuan (Knowledge
Base), berisi fakta-fakta,
teori, pemikiran dan hubungan antara satu dengan lainnya.
b. Motor Inferensi (Inference Engine), yaitu kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan pengalaman.
Perbandingan Kecerdasan Alamiah dan
Kecerdasan Buatan
Kecerdasan
Buatan
- bersifat permanen
- lebih murah
- konsisten
- dapat
didokumentasi
- lebih cepat
- dapat mengerjakan
pekerjaan lebih baik
Kecerdasan Alami
- cepat mengalami
perubahan
- proses transfer
dari manusia satu ke lainnya membutuhkan proses yang lama
- lebih mahal
karena tidak jarang harus mendatangkan orang untuk suatu pekerjaan sering berubah-ubah ( sifat manusia)
- sulit
direproduksi
- lebih lambat
- sering kali
kurang teliti
Katagori Knowledge
·
Procedural Knowledge : bagaimana
melakukan sesuatu
·
Declarative Knowledge : mengetahui
sesuatu itu benar atau salah
·
Tacit Knowledge : tidak dapat
diungkapkan dengan bahasa
Kesalahan dalam Tahap
Pengembangan
·
Kesalahan pengetahuan pakar (expert’s
knowledge errors)
Jika
knowledge yang berasal dari pakar mengandung kesalahan maka kesalahan berlanjut pada keseluruhan proses pengembangan sistem.
·
Kesalahan semantic (semantic errors)
Kesalahan
semantik terjadi jika arti dari knowledge tidak dikomunikasikan secara tepat.
·
Kesalahan sintaks (syntax errors)
Kesalahan
ini terjadi jika bentuk aturan atau
fakta yang tidak tepat dimasukkan ke dalam sistem.
·
Kesalahan mesin inferensi (inference
engine errors)
Secara
umum, bugs mesin inferensi dapat muncul pada saat operasi pencocokan pola
(pattern matching), konflik, dan eksekusi, dan akan sulit dideteksi jika bugs
ini tidak konsisten.
·
Kesalahan rangkaian inferensi (inference
chain errors)
Kesalahan
ini dapat disebabkan oleh kesalahan knowledge, kesalahan semantik, bugs
inferensi engine, spesifikasi prioritas aturan (rule) yang tidak tepat, dan
interaksi antar rule yang tidak diperhitungkan.
·
Kesalahan batas ketidaktahuan/ batas
toleransi terhadap kekurangan (limits of ignorance errors)
Salah
satu masalah yang umum dihadapi semua tahap
pengembangan adalah menentukan batas toleransi terhadap kekurangan oleh
sistem.
Teknik representasi
pengetahuan mencakup
-
Baris
-
Jaringan
semantic
-
Frame
-
Scrips
-
Bahasa
representasi pengetahuan
Metode Pelacakan
A. Pencarian
buta (blind search) :
tidak ada informasi awal yang digunakan dalam proses pencarian.
1.
Pencarian
melebar pertama (Breadth – First Search)
2.
Pencarian
mendalam pertama (Depth – First Search)
B. Pencarian
terbimbing (heuristic search)
: adanya informasi awal yang digunakan dalam proses pencarian.
1. Pendakian Bukit (Hill Climbing)
2. Pencarian Terbaik Pertama (Best First
Search)
Operator Logika
1) Konjungsi adalah penggabungan dua pernyataan
atau lebih dengan operator “dan”.
p ∧
q : p dan q
2) Disjungsi adalah penggabungan dua pernyataan
atau lebih dengan operator “atau”.
p ∨
q : p atau q
3) Implikasi adalah penggabungan dua pernyataan
dengan operator “Jika …, maka …”.
p ⇒
q : Jika p maka q
4) Biimplikasi adalah penggabungan dua pernyataan
dengan operator “… jika dan hanya jika …”
p ⇔
q : p jika dan hanya jika q
Nilai Kebenaran
Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, dan Biimplikasi
Kesimpulan:
perhatikan nilai kebenaran yang tercetak tebal
1)
Konjungsi akan bernilai benar (B), jika kedua premis benar,
2)
Disjungsi akan bernilai salah (S), jika kedua premis salah
3)
Implikasi akan bernilai salah (S), jika premis sebelah kiri benar (B) dan kanan
salah (S)
4)
Biimimplikasi akan bernilai benar (B), jika premis kiri dan kanan kembar
Simbol Quantifier
Q (quantifier) menggambarkan porsi
dari kelas yang diketahui.
a.
Quantifier
“semua” dan “tidak” adalah universal karean menunjukkan keseluruhan kelas.
b.
“beberapa”
adalah khusus (particular) karena hanya menunjukkan satu bagian dari kelas yang
diketahui.
Terdapat 2 quantifier logika, yaitu 1)
existential quantifier, ∃,
yang berarti “di sana ada”; dan 2) universal quantifier, ∀, yang berarti “untuk semua”
Logika Konektif ( AND ..OR )
, Logika Kalkulus
Logika
Konektif ( AND ..OR )
-
Logika
AND
Operator
ini menyaratkan pernyataan gabungan akan bernilai benar hanya jika tiap
pernyataan yang digabungkan bernilai benar. Dalam bahasa matematika operator
AND ini dilambangkan dengan tanda "∧",
sedangkan dalam kalimat sehari-hari biasanya digunakan kata “dan”.
Dalam tabel
kebenaran gabungan AND antara dua pernyataan p dan q dapat dinyatakan sebagai berikut:
p
|
q
|
p
∧
q
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
-
Logika
OR
Operator
ini menyaratkan pernyataan gabungan akan bernilai benar jika salah satu
pernyataan yang digabungkan bernilai benar. Dalam bahasa matematika operator OR
ini dilambangkan dengan tanda "∨",
sedangkan dalam kalimat sehari-hari biasanya digunakan kata “atau”.
Dalam tabel kebenaran gabungan OR antara dua pernyataan p dan q dapat dinyatakan sebagai berikut:
p
|
q
|
p
∨
q
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
Logika
Kalkulus
- Exixtensial Quantifier
·
Menunjukkan semua kalimat adalah benar untuk
suatu nilai tertentu dalam sebuah domain.
·
Direpresentasikan dengan symbol ∃ diikuti satu atau lebih
argument.
·
Symbol ∃
diinterpretasikan “terdapat” atau “ada”, “paling sedikit satu”, “terdapat satu”,
“beberapa”.
-
Universal
Quantifier
·
Menunjukkan semua kalimat adalah benar untuk
semua nilai variabelnya.
·
Direpresentasikan dengan symbol ∀ diikuti satu atau lebih
argument untuk suatu domain variable.
·
Symbol ∀
diinterpretasikan “untuk setiap” atau “untuk semua”.
Penalaran Logika
Penalaran Deduktif yang kadang disebut logika deduktif,
penalaran ini membangun atau mengevaluasi argumen secara deduktif. Dimana,
argumen ini dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau
merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan
valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif
dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis
dari premis-premisnya.
Penalaran Deduktif
- Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
- Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
- Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
- Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
Penalaran induktif atau kadang disebut logika induktif
adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk
mencapai kesimpulan umum.
Penalaran Induktif
- Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
- Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.
Penalaran Induktif
- Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
- Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.
Tahapan Pengembangan Sistem
Pakar
- Studi Kelayakan (Feasibility Study) : Studi literatur dan studi
perbandingan untuk menentukan kelayakan proyek
- Pembuatan Prototype (Rapid Prototype)
: Dibuat prototipe
sistem pakar untuk mendemonstrasikan ide, menimbulkan antusias dan perhatian
dari manajemen tingkat atas
-
Perbaikan Sistem (Refined System) α – test : Verifikasi sistem pakar disesuaikan dengan masalah yang
sebenarnya oleh knowledge engineer dan pakar
-
Uji Lapangan (Field Testable) β – test
: Sistem diuji oleh
user yang bukan knowledge
engineer atau pakar.
-
Kelayakan Sistem Secara Komersial
(Commercial Quality System)
Validasi dan pengujian , Dokumentasi
user , Training , User support melaui telepon dan atau email
-
Pemeliharaan & Evolusi
(Maintenance & Evolution) :
Memperbaiki bugs , Meningkatkan Kemampuan
Model-model Sistem Pakar
-
Model Air Tejun (Waterfall Model)
Setiap
tahapnya diakhiri dengan validasi dan verifikasi untuk meminimalkan
masalah yang mungkin terjadi pada tiap
tahapannya.
-
Model Code-and-Fix
Model ini mengembangkan software
dengan cara membuat program dan kemudian diperbaiki jika terdapat kesalahan.
-
Model incremental (Incremental
waterfall model)
Merupakan perbaikan dari model waterfall dan sebagai standar
pendekatan top-down. Model incrementa
ini diaplikasikan pada sistem pakar dengan
penambahan rules yang mengakibatkan bertambahnya kemampuan fungsional sistem.
-
Model Spiral
Salah satu cara untuk
memvisualisasikan model incremental adalah dengan mengadaptasi model spiral konvensional.
Lintasan pada gambar spiral
menambahkan kemampuan fungsional pada
sistem.
-
Model Linier
Model
siklus hidup yang telah berhasil diterapkan pada sejumlah proyek pengembangan
sistem pakar adalah model linier. Siklus ini terdiri dari sejumlah tahap mulai
dari perencanaan (planning) hingga evaluasi sistem (system evaluation) dan akan
berulang hingga sistem
diimplementasikan, yang kemudian sistem akan memasuki tahap pemeliharaan dan
evolusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar