Sabtu, 08 Oktober 2011

TUGAS 1

ILMU SOSIAL DASAR

* Sebagai organisasi pengetahuan tentang pokok masalah sosial , tidak merupakan penggabungan beberapa ilmu sosial [ siswanto 1988 ]
* Fakta sosial merupakan abstraksi kejadian sosial yang konkrit yang dinyatakan dengan pernyataan diskriptif [ Koentjoronigrat 1971 ] adalah ilmu pengetahuan yang membahas masalah - masalah sosial yang timbul dan berkembang dalam masyarakat, usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk menkaji gejala gejala sosial sehingga daya tanggap, persepsi , dan penalaran dalam menghadapi lingkungan dapat dipecahkan . 

Struktur Sosial
            Struktur sosial adalah sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Di dalam tatanan sosial tersebut terkandung hubungan timbale balik antara status dan peranan yang menunjuk pada suatu keteraturan perilaku.
Abdul Syani menyebutkan bahwa struktur sosial memiliki berbagai ciri sebagai berikut.
1.    Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang pokok, yang dapat memberikan bentuk dasar pada masyarakat dan memberikan batas-batas pada kegiatan yang mungkin dilakukan oleh organisasi dalam masyarakat.
2.    Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial antara individu-individu pada saat tertentu.
3.    Struktur sosial meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat.
4.    Struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis dan memiliki kerangka  yang membentuk tatanan.
5.    Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian.

            Mayor Polak menyatakan bahwa Struktur sosial dapat berfungsi sebagai pengawas sosial, yakni sebagai penekan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai, dan peraturan kelompok atau masyarakat. Struktur sosial juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial kelompok atau masyarakat karena berasal dari kelompok atau masyarakat itu sendiri.
            Sosialisasi adalah proses belajar dan penyesuaian diri yang membantu individu mempelajari bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan baik dalam kelompok tersebut. 

·         Belajar sebagai Proses Sosialisasi
            Menurut Dimyati dkk. Belajar  merupakan peristiwa kompleks dan berkelanjutan yang berlangsung setiap hari. Belajar dari sisi individu merupakan suatu proses mental dalam menghadapi berbagai hal, wawasan, alam, hewan, tumbuhan dan manusia dengan berbagai perilakunya yang melibatkan seluruh aspek mental yang meliputi aspek kognitif, efektif, dan psikomotor untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Belajar dapat membuat seseorang melihat, menyerap dan mempelajari berbagai hal dari lingkungan untuk kemudian melakukan proses sosialisasi agar dapat diterima dalam kelompok atau lingkungan tempatnya berada. 

·         Penyesuaian Diri dalam Lingkungan
            Penyesuaian diri dari seseorang individu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan suatu proses kelanjutan dari proses belajar yang telah dilaluinya. Menurut Gerungan, penyesuaian diri secara luas terdiri atas penyesuaian diri aktif ( aloplastis ) dan penyesuaian diri pasif ( autoplastis ). Penyesuaian diri aktif, yaitu seseorang individu mengubaj lingkungan sesuai dengan pemikirannya. Misalnya, mengubah letak meja dan kursi di ruang belajar agar merasa nyaman dalam belajar. Penyesuaian diri pasif adalah sikap dan keadaan seorang individu menurut atau mengikuti lingkungan sekitarnya. 

·         Pengalaman Mental
            Pengalaman seseorang sebagai hasil proses internalisasi akan membentuk suatu sikap pada diri seseorang. Proses tersebut didahului oleh terbentuknya suatu kebiasaan memberikan reaksi yang sama terhadap masalah yang sama. 

Nilai Sosial dan Ciri-cirinya
            Nilai sosial merupakan kumpulan sikap, perasaan atau anggapan terhadap suatu hal mengenai baik buruk, benar atau salah, maupun penting atau tidak penting yang berlakuk dalam suatu kelompok masyarakat.
            Untuk lebih mengenal nilai sosial, Huky mengemukakan ciri-ciri nilai sosial, yaitu sebagai berikut :
1.    Nilai merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi di antara anggota masyarakat.
2.    Nilai sosial diimbaskan.
3.    Nilai dipelajari
4.    Nilai memuaskan semua manusia dan mengambil bagian dalam usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial.
5.    Nilai merupakan asumsi-asumsi abstrak dimana terdapat konsensus sosial tentang harga relatif dari objek dalam masyarakat.
6.     Nilai-nilai cenderung berkaitan satu dengan yang lainnya dan membentuk pola-pola dan system nilai di dalam masyarakat.
7.    Nilai selalu memberikan pilihan dari system-sistem nilai yang ada, sesuai dengan tingkatan kepentingannya.
8.    Masing-masing nilai dapat mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap individu dan masyarakat sebagai keseluruhan.
9.    Nilai-nilai juga melibatkan emosi dan perasaan
10.  Nilai-nilai dapat mempengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat secara positif maupun negatif.
11.  Sistem-sistem nilai beragam bentuknya antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan lainnya sesuai dengan penilaian yang diperlihatkan oleh setiap kebudayaan terhadap bentuk-bentuk kegiatan tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan.

Proses Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
            Bentuk sosialisasi ada dua macam, yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer adalah sosialisasi pada tahap-tahap awal kehidupan seseorang sebagai manusia. Sosialisasi primer memengaruhi seorang anak untuk dapat membedakan dirinya dengan orang lain. Adapun sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu ke dalam lingkungan di luar keluarganya, aspek sekolah, lingkungan bermain dan lingkungan kerja.
a.    Masa Anak-anak
Pada masa anak-anak, setiap individu menirukan semua hal yang dilihatnya.
b.    Masa Remaja
Pada masa puber, seorang remaja seringkali mengalami situasi krisis dengan gejala-gejala, antara lain sebagai berikut.
1.    Bertemperamen keras dan agresif atau sebaliknya murung dan suka menyendiri.
2.    Kepribadian yang labil karena masih mencari identitas diri.
3.    Mudah tersinggung dan sukar mengendalikan emosi.
4.    Mudah terpengaruh oleh hal-hal tertentu, baik bersifat positif maupun negatif.
5.    Rasa ingin tahu dan ingin mencoba hal baru yang belum pernah dialami.
c.    Masa Dewasa
Pada tahapan ini seseorang individu dewasa diharapkan sudah menyelaraskan dan menyesuaikan dirinya dengan pola sosial budaya masyarakat tempat ia hidup dan menjadi individu yang sudah memperoleh status dan peran yang mantap sehingga ia menjadi anggota penuh dari masyarakatnya.

Media Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
a.    Keluarga
b.    Kelompok Bermain
c.    Sekolah
d.    Lingkungan Kerja
e.    Media Massa
f.     Masyarakat

Pengertian Kepribadian
            Menurut Syamsu Yusuf (2000), istilah kepribadian atau personality secara etimologis berasal dan bahasa Latin persona (kedok) dan personare (menembus). Persona biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu. Misalnya seorang pemurung, pendiam, periang, pemarah dan sebagainya. Jadi, persona bukanlah pribadi pemain itu sendiri, tetapi gambaran pribadi dan tipe manusia tertentu melalui perannya.

Konflik Sosial
            Kata konflik berasal dari bahasa Latin configure yang artinya saling memukul. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), konflik di definisikan sebagai percecokan, perselisihan atau pertentangan. Dengan demikian, secara sederhana, konflik merujuk pada adanya dua hal atau lebih yang bersebrangan, tidak selaras dan bertentangan.

Faktor-faktor Penyebab Konflik
-          Perbedaan Antar Individu
Adanya perbedaan pendirian dan perasaan antara diri anda dengan teman-teman anda atas suatu hal dapat menjadi faktor penyebab konflik.
-          Perbedaan Kebudayaan
Secara sadar atau tidak, seseorang akan terpengaruh oleh pola-pola pemikiran dan pendirian dari kelompoknya.
-          Perbedaan Kepentingan
Setiap individu tentu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu.
-          Perubahan Sosial
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang terus berubah seiring dengan berkembangnya kebutuhan dan pengetahuannya.

Dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan bentuk-bentuk konflik sebagai berikut.
1.    Konflik dengan orangtua sendiri
Karena adanya perilaku anak dan harapan orangtua yang tidak serasi.
2.    Konflik dengan anak-anak sendiri
Sebagai reaksi atas perilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan orangtua.
3.    Konflik dengan keluarga
Ini dapat terjadi dalam seluruh perkembangan seseorang.
4.    Konflik dengan orang lain
Ini timbul dalam hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya.
5.    Konflik dengan suami atau dengan istri
Timbul akibat berbagai kesulitan yang dihadapi dalam perkawinan
6.    Konflik di sekolah
Berupa konflik akibat tidak dapat mengikuti pelajaran, tidak lulus ujian, antara guru dan murid atau dengan teman sebayanya.
7.    Konflik dalam pemilihan pekerjaan
Berhubungan dengan waktu kerja, keuangan dan konflik dalam hubungan antar teman kerja.
8.    Konflik agama
Berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat dan tujuan hidup, aturan dan perilaku bertentangan dengan agama.
9.    Konflik pribadi
Timbul karena minat yang berlawanan, tidak ada kemampuan untuk mengembangkan diri serta tidak adanya semangat hidup.

Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan
             Ada tiga syarat agar sebuah konflik tidak berakhir dengan kekerasan. Ketiga syarat tersebut adalah sebagai berikut.
1.    Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus menyadari akan adanya situasi konflik di antara mereka.
2.    Pengendalian konflik-konflik tersebut hanya mungkin bisa dilakukan apabila berbagai kekuatan sosial yang saling bertentangan itu terorganisasi dengan jelas.jika tidak, pengendalian atas konflik pun akan sulit dilakukan.
3.    Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan main tertentu yang telah disepakati bersama.

Integrasi Sosial
            Integrasi Sosial adalah proses penyesuaian unsure-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsure-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan norma.
Proses integrasi dapat dilihat melalui proses-proses berikut.
-          Asimilasi ( Assimilation )
Merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada di antara individu atau kelompok dalam masyarakat.
-          Akulturasi
Adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda, sehingga unsure kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan itu tanpa mengakibatkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Faktor-faktor Pendorong Integrasi Sosial
1.    Toleransi terhadap kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda.
2.    Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi berbagai golongan masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.
3.    Sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya
4.    Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5.    Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6.    Perkawinan campuran.
7.    Adanya musuh bersama dari luar.  

 Sumber : buku Ilmu Pengetahuan Sosial SOSIOLOGI untuk SMA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar