Konon,
relaksasi dapat mengubah stress menjadi gairah hidup. Contohnya adalah
relaksasi pernapasan yang dapat dilakukan. Misalnya saat macet, ban mobil pecah
di jalan yang ramai, tegang dan jenuh karena lama menunggu bus atau jengkel
karena harus menyelesaikan setumpuk pekerjaan.
Bagaimana
caranya? Duduklah dengan tegak, tetapi
releks. Tarik napas dalam-dalam, lalu hembuskan perlahan-lahan, lebih baik
dengan mata terpejam. Ulangi tiga-empat kali, atau lebih.
Setelah
beberapa kali melakukan, seseorang akan mampu mengontrol pernapasannya. Kenali
pola pernapasan anda kala stress, jengkel atau tegang. Semakin terampil
merasakan aliran udara melalui saluran napas, semakin mahir anda dalam
mengontrol pernapasan. Dengan demikian anda bisa mengubah suasana emosi menjadi
lebih tenang dan rileks kapan saja. Dengan mengatur pola napas, anda akan
menemukan celah untuk keluar dari keadaan paling menyesakkan sekalipun. Ruang
hidup anda semakin luas dan semangat hidup pun bertambah.
Logikanya,
saat stress, tegang atau emosi labil, pernapasan menjadi buruk, pendek dan
tersengal-sengal. Asupan oksigen ke paru-paru tidak kuat sehingga mempengaruhi
kadar oksigen dalam darah. Akibatnya, sel-sel tubuh, termasuk sel-sel otak,
kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen di sel-sel otak akan mengacaukan
aktivitas tubuh dan emosi. Dengan menarik napas dalam-dalam, pasokan oksigen
ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan sel-sel otak dan tubuh kita.
Ini
merupakan metode relaksasi termudah dan murah karena kita bernapas sejak lahir,
dan udara yang dibutuhkan pun tersedia di sekitar kita. Ada pendapat, latihan
ini meningkatkan kebijaksanaan. Mungkin benar. Dengan latihan ini, kita dapat
mengendalikan emosi dan menunda kemarahan. Selamat mencoba !
(
Dikutip dari Kompas Cyber Media, 22 Desember 2005 )